Banda Aceh, 27 Juni 2025 – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh berkolaborasi dengan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh hari ini menggelar bedah buku berjudul “Dua Dekade Damai Aceh: Perjalanan 20 Tahun Perdamaian Aceh”. Acara ini berlangsung di Auditorium Prof. Ali Hasjmy UIN Ar-Raniry dan dihadiri oleh akademisi, pegiat perdamaian, perwakilan pemerintah, serta mahasiswa.
Buku yang dibedah ini mengulas secara komprehensif perjalanan panjang perdamaian di Aceh selama dua dekade terakhir. Berbagai aspek perdamaian, mulai dari proses negosiasi, implementasi butir-butir MoU Helsinki, hingga tantangan dan harapan ke depan, dibahas tuntas dalam buku tersebut.
Rektor UIN Ar-Raniry, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan bedah buku ini merupakan upaya untuk mendokumentasikan dan merefleksikan proses perdamaian Aceh agar menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang. “Perdamaian di Aceh adalah sebuah anugerah yang patut kita jaga dan terus kita rawat. Buku ini menjadi salah satu ikhtiar kita untuk memastikan ingatan kolektif tentang perdamaian ini tidak luntur,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BRA Aceh menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam menjaga perdamaian yang telah diraih. Ia juga mengungkapkan harapannya agar buku ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum yang tertarik dengan isu perdamaian dan resolusi konflik.
Sesi bedah buku diisi oleh beberapa narasumber yang merupakan pakar di bidang perdamaian dan sejarah Aceh. Mereka memberikan pandangan dan analisis mendalam terhadap isi buku, memicu diskusi interaktif dengan para peserta. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan tanggapan yang muncul selama sesi diskusi. Diskusi yang hangat ini semakin diperkaya dengan kehadiran para tokoh yang terlibat langsung dalam proses perdamaian Aceh, memberikan perspektif otentik dan cerita di balik layar.
Dengan terlaksananya bedah buku ini, UIN Ar-Raniry dan BRA Aceh berharap dapat semakin memperkuat pemahaman masyarakat tentang pentingnya perdamaian serta mendorong kontribusi aktif dari berbagai elemen masyarakat untuk terus membangun Aceh yang damai dan sejahtera. Acara ini juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk merefleksikan capaian serta tantangan yang masih ada dalam upaya menjaga dan memajukan perdamaian di Bumi Serambi Mekkah.