
Rumohdata.com | Data Otomotif Indonesia
Pasar otomotif Indonesia tengah mengalami pergeseran besar dalam lima bulan pertama tahun 2025. Mobil-mobil buatan Tiongkok (Cina) mencatat lonjakan tajam dalam volume penjualan, mencatatkan angka 37,2 ribu unit, atau meningkat 183,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Fenomena ini menunjukkan perubahan signifikan dalam preferensi konsumen Indonesia yang mulai beralih dari dominasi merek Jepang.
Pangsa Pasar Jepang Menyusut, Cina Menanjak
Selama bertahun-tahun, mobil buatan Jepang mendominasi hampir seluruh pasar otomotif di Indonesia. Namun tren terbaru menunjukkan penurunan dari 97% (2019) menjadi 83,81% (Jan–Mei 2025). Di sisi lain, mobil Cina yang sebelumnya hanya mencatat 1,74% (2019) kini telah menembus 11,73%, menjadikannya ancaman nyata bagi dominasi Jepang.
Mobil Listrik Cina Jadi Kunci
Faktor utama yang mendorong pertumbuhan signifikan ini adalah mobil listrik baterai (BEV). Dari total mobil Cina yang terjual, 77,7% atau 28.913 unit merupakan BEV. Lonjakan ini mewakili peningkatan 228,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Merek-merek BEV Cina yang dominan di pasar Indonesia antara lain:
- BYD: 39,6%
- Chery: 13,5%
- Denza: 13,1%
- Wuling: 15,6%
- Aion: 6,1%
Dengan demikian, total kontribusi Cina terhadap penjualan BEV nasional mencapai 95,3%, mengungguli negara lain secara mutlak.
Globalisasi Teknologi Otomotif & Strategi Cina
Produsen Cina menunjukkan agresivitas dalam penetrasi pasar melalui strategi harga kompetitif, fitur teknologi canggih, dan fokus pada elektrifikasi kendaraan. Hal ini sejalan dengan kebijakan energi bersih dan target net zero emissions Indonesia.
Kondisi ini mengingatkan pada fenomena dominasi smartphone Cina yang terjadi pada dekade lalu: harga lebih murah, fitur melimpah, dan kualitas membaik dari waktu ke waktu.
Apa Implikasinya bagi Indonesia?
- Transformasi Ekosistem Otomotif: Industri otomotif lokal dan diler mulai mengadopsi model-model Cina.
- Peluang Investasi Baru: Cina kemungkinan besar akan memperluas basis produksi di Indonesia.
- Persaingan Teknologi: Jepang harus berinovasi dan menyesuaikan strategi, terutama dalam kendaraan listrik.
- Kebijakan Nasional: Pemerintah Indonesia perlu menyeimbangkan antara menarik investasi asing dan menjaga kedaulatan industri nasional.
Kesimpulan Rumohdata
Lonjakan mobil Cina di Indonesia menandai disrupsi struktural dalam lanskap otomotif nasional. Bila tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Cina menjadi pemain dominan bukan hanya dalam penjualan, tetapi juga dalam arah kebijakan industri kendaraan masa depan di Indonesia.