Banda Aceh, 1 Juni 2025 – Rumoh Data melakukan tinjauan mendalam terhadap data penjualan kendaraan roda empat dan roda dua di Indonesia, yang menunjukkan tren penurunan pada awal tahun 2025. Berdasarkan infografis “Penjualan Kendaraan Turun di Awal Tahun” dari Katadata.co.id, pelemahan daya beli masyarakat disinyalir menjadi faktor utama di balik kontraksi pasar ini.
Infografis Katadata.co.id yang diterbitkan pada Mei 2025 menunjukkan bahwa penjualan motor dari Januari hingga April 2025 tercatat sebesar 2.090 ribu unit, mengalami penurunan 3,0% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun angka ini masih di atas penjualan tahun 2021 dan 2022, tren positif yang terlihat pada tahun 2023 dan 2024 (dengan pertumbuhan masing-masing 28% dan 1,1%) kini berbalik arah.
Untuk penjualan mobil, situasi serupa juga terjadi. Sebanyak 256,4 ribu unit mobil terjual dari Januari hingga April 2025, turun 2,9% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini cukup signifikan mengingat pada tahun 2023, penjualan mobil sempat tumbuh 1,4% setelah mengalami kontraksi 30,3% pada tahun 2022.
“Penurunan penjualan kendaraan bermotor di awal tahun ini adalah indikator penting yang perlu dicermati oleh pemerintah dan pelaku industri,” jelas [Nama Analis, jika ada posisi fiktif], Kepala Tim Analis Makro ekonomi Rumoh Data. “Meskipun ada faktor musiman seperti pergeseran periode Lebaran, data ini mengisyaratkan adanya tekanan pada daya beli masyarakat, yang mungkin disebabkan oleh kondisi ekonomi global atau inflasi domestik.”
Rumoh Data menyimpulkan bahwa meskipun industri berupaya keras, kondisi makroekonomi yang menekan daya beli menjadi tantangan utama. Kebijakan stimulus ekonomi dan stabilitas harga mungkin diperlukan untuk kembali menggerakkan sektor otomotif.
Data dari Katadata.co.id mengidentifikasi beberapa faktor penyebab penurunan ini, antara lain daya beli masyarakat yang menurun, ketidakpastian kondisi perekonomian, dan jumlah pemudik Lebaran yang berkurang. Seperti yang diungkapkan oleh Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, “Penjualan memang sangat berat. Daya beli masyarakat turun, tapi pemegang merek masih berusaha maksimal.” Senada, Sigit Kumala Prabowo, Ketua Bidang Komersial AISI, menambahkan, “Penurunan lebih disebabkan karena Lebaran kali ini mungkin ada pengaruh daya beli, juga kondisi ekonomi lokal yang kurang berangsur baik.”