Banda Aceh, 21 Juni 2025 — Suasana berbeda tampak di Magnolia Convention Hall, Ulee Lheue, Sabtu pagi ini. Ribuan muda-mudi Aceh memadati ruang utama dalam sebuah gelombang semangat luar biasa. Mereka datang bukan untuk konser atau festival hiburan, melainkan untuk menghadiri acara inspiratif bertajuk “Hustle Dunia, Beukai Akhirat” yang digagas oleh HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh) Banda Aceh.
Dengan wajah antusias dan mata berbinar, para peserta—didominasi generasi muda usia produktif—menyimak dengan penuh perhatian paparan sang narasumber utama: Tgk. Kadam Sidik, dai muda sekaligus influencer nasional yang dikenal lewat ceramah segar dan menyentuh hati di berbagai platform digital.
Suara Pemuda, Gema Hijrah
Dalam pemaparannya, Tgk. Kadam mengangkat realita kehidupan modern yang penuh tantangan dan distraksi. Namun, menurutnya, kesibukan dunia (hustle dunia) tak seharusnya mematikan cahaya orientasi akhirat (beukai akhirat).
“Anak muda hari ini harus berani mengejar mimpi, tapi jangan pernah meninggalkan kompas akhirat. Kalian bisa sukses di dunia, sekaligus menjadi manusia bernilai di sisi Allah. Itulah makna hustle yang sebenar-benarnya,” ujar Kadam disambut takbir dan tepuk tangan.
Tak hanya orasi, acara ini juga diselingi dengan sesi tanya jawab yang menggugah—di mana para peserta berani bertanya soal kegelisahan hidup, spiritualitas, hingga arah hidup zaman now.
Data Bicara: Anak Muda Aceh Butuh Ruang Spiritualitas
Menurut data Rumohdata, hampir 65% penduduk Banda Aceh berusia di bawah 35 tahun, namun akses terhadap ruang spiritual yang ramah generasi muda masih terbatas. Inisiatif HUDA Banda Aceh ini menjadi contoh konkret bagaimana lembaga ulama dayah hadir menjawab kebutuhan zaman.
“Kami ingin generasi Aceh tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kuat secara spiritual dan sosial,” ujar Ketua HUDA Banda Aceh, Dr. Tgk. Muhammad Yasir, S.H.I., M.A., di sela-sela acara.
Lebih dari Sekadar Ceramah
Acara ini bukan sekadar ceramah. Ini adalah movement—sebuah manifestasi hijrah kolektif generasi muda Aceh yang mendambakan keseimbangan antara produktivitas dunia dan tujuan akhirat. Magnolia Hall hari ini tidak hanya menjadi gedung konvensi, melainkan titik kebangkitan pemuda Muslim yang ingin bermakna lebih.

